Bu Naily: Karena praktik pengalaman lapangan tidak berarti harus di administrative, tapi bagaimana mahasiswa bisa mengaplikasikan materi yang sudah diperoleh di perkuliahan pada lembaga tempat PPL
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Program Studi Pemikiran Politik Islam (PPI) telah berakhir. Tim PPL di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kudus melaksanakan penutupan dan pemaparan program kerja pada Senin (30/8/2021).
Acara penutupan dan pemaparan program kerja dihadiri langsung oleh ketua KPU Kudus beserta komisioner dan kepala bagian. Hadir pula dosen pimbimbing lapangan, Umi Qodarsasi untuk mendampingi dan memantau jalannya presentasi.
Dalam sambutannya, Kepala KPU Kudus Naily Syarifah mengatakan penyelenggaraan PPL ini sebagai bentuk pengaplikasian materi perkuliahan pada lembaga terkait.
“Karena praktik pengalaman lapangan tidak mengurusi administratif. Tapi bagaimana mahasiswa bisa mengaplikasikan materi yang diperoleh di perkuliahan pada lembaga tempat PPL,” kata Ibu Naily.
Pada tahap pemaparan, kesepuluh mahasiswa diminta mempresentasikan hasil program kerja yang dilaksanakan selama PPL.Tturut disampaikan pula evaluasi dan sanggahan penyelenggaraan program kerja.
Adapun program kerja yang dilakukan, yaitu:
1. Podcast dengan tema independensi, integritas, dan profesionalisme penyelenggara pemilu. Program kerja ini menggandeng komisioner KPU Kudus, Ahmad Kholil, M.Pd.
2. Video sosialilsasi berupa film dan iklan masyarakat masyarakat berjudul “Selagi Masih Muda, Peduli Demokrasi”. Pembimbing program kerja ini adalah Miftahurrohmah, S.Pd., M.Sc
3. Jurnal riset dengan judul “Pengetahuan dan Persepsi Pelajar Terhadap Pemilu (Studi Kasus Pelajar SMA/sederajat di Kabupaten Kudus)”. Pembimbing program kerja ini adalah Dhani Kurniawan, SE., M.Si.
Mengenai podcast, Pak Alan (panggilan akrab Bapak Ahmad Kholil) menyampaikan evaluasi terhadap mahasiswa yang bertindak sebagai pewawancara. Dikatakan bahwa pewawancara masih belum yakin terhadap ucapannya.
Meskipun begitu, dirinya mengapresiasi keberanian pewawancara yang dinilai mampu mengikuti alur pembicaraan.
Tim video sosialisasi meminta tambahan waktu lantaran keterbatasan perangkat sehingga editing belum terlaksana optimal. Menanggapi hal ini, Ibu Miftahurrohmah memaklumi dan bersedia memberi tambahan waktu.
“Membuat film dalam waktu tiga minggu itu sudah luar biasa. Dari membuat naskah, proses syuting, sampai editing. Proses editing itu biasanya satu sampai dua minggu. Jadi saya maklumi, saya beri tambahan waktu untuk diedit kembali,” kata dia.
Adapun bagi tim jurnal riset, Ibu Naily mengapresiasi upaya rekomendasi pembentukan duta pemilu untuk pendidikan politik milenial.
Mengakhiri penutupan, staf Subbagian Teknis Pemilu dan Hubungan Masyarakat sekaligus pembimbing lapangan, Arika Yustafida Nafisa, S.AB, menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasihnya.
“Terima kasih pada teman-teman mahasiswa karena sudah melaksanakan tugas dengan baik. Menuntaskan tiga program kerja dalam tiga minggu itu nggak gampang. Jadi kami mengapresiasi kerja keras teman-teman. Semoga ada tindak lanjut lagi,” ungkapnya.
Kontributor : Melina Nurul Khofifah ( Mahasiswa PPI’18 )
0 Comments:
Post a Comment