Rimei Lana Yana Sukma tergerak untuk menuliskan puisi dengan melihat realita sekarang, di mana sangat jauh dari cita-cita kemerdekaan. Hal itu yang menginspirasi dia menuliskan puisi berjudul "Dwi Warna".
Puisi itu dibuatnya selama kurun waktu seminggu. Namun tidak sia-sia hasilnya, dia berhasil mendapat juara favorit dalam lomba cipta dan baca puisi yang gelar oleh Forum Aspirasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK).
Gadis kelahiran Pati, 23 Mei 2000 ini mengaku dalam proses pembuatan puisi, dia membuat dahulu kerangka yang akan dibahas di puisinya.
"Setelah reng-rengan (kerangka) puisi dirasa cukup, baru bisa menulis," katanya.
Perempuan yang tinggal di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati, tersebut dalam menuliskan puisinya membutuhkan suasana hati yang tepat agar puisi yang dihasilkan sesuai harapan.
"Memerlukan waktu seminggu karena butuh mood yang mendukung," ungkapnya.
Bagi Rimei, puisi tidak sekadar tulisan tanpa makna. Dia menjelaskan bahwa puisinya mengandung arti filosofi.
"Dwi Warna menggambarkan sang saka merah putih sebagai lambang negara yang di dalamnya menyimpan banyak perjuangan dan pertumpahan darah untuk mengibarkannya," katanya.
Selain itu, tujuannya memilih judul tersebut untuk mengingatkan perjuangan para pahlawan yang gugur untuk memperjuangkan merah putih. Harapannya dalam puisi itu, untuk mengajak kaum muda agar tidak hanya tahu tentang simbol saja, namun juga harus mewujudkan rasa nasionalisme yang sesungguhnya.
0 Comments:
Post a Comment