Sudah hampir setengah tahun lamanya dunia terkena wabah virus yang berukuran 150 mikrometer, virus tersebut ialah virus corona penyebab COVID-19. Virus tersebut memang terkenal akan bahayanya yang dapat menyebabkan kematian bagi siapa saja dan dimana saja. Bahkan virus ini telah menginfeksi lebih dari 200 negara di seluruh dunia, termasuk Negara Indonesia. Tampaknya tidak begitu mudah bagi negara kepulauan ini untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran virus mematikan tersebut. Data yang dihimpun dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menunjukkan jumlah kasus terkonfirmasi positif di seluruh Indonesia telah mencapai lebih dari 14.000 kasus pada 11 Mei 2020. Dari data tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa negara yang dijuluki Zamrud Khatulistiwa ini masih sulit untuk mengontrol penyebaran virus corona seiring bertambahnya kasus positif dan penambahan orang yang meninggal dunia.
Masifnya penyebaran virus corona membuat banyak sektor terkena dampaknya. Salah satunya ada pada sektor ekonomi, dimana pandemi ini sangat berdampak pada pekerja informal seperti pedagang asongan, pedagang kaki lima, juru parkir, tukang ojek online, dan lain-lain. Mereka semua pasrah akan pandemi ini, lebih parahnya lagi penghasilan mereka yang turun drastis akibat konsumen berdiam diri di rumah. Sementara di sisi lain, kebutuhan sandang, papan, pangan tidak dapat ditunda. Hal tersebut menjadikan roda perekonomian terhambat seiring mewabahnya pandemi ini.
Pemerintah pun tak tinggal diam, walaupun jika kita amati awalnya pemerintah gugup dalam penanganan pandemi. Ada asumsi Indonesia akan melakukan lockdown, atau juga social distancing, hal tersebut membuktikan pemerintah kebingunan dalam menangani virus ini. Namun, dari semua itu pemerintah menerapkan physical distancing dan baru-baru ini pemerintah juga menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sesuai Permenkes No. 09 Tahun 2020.
Namun tak semua daerah di Indonesia melaksanakannya, perlu adanya persiapan yang matang untuk menerapkan sistem tersebut. Sudah semestinya masyarakat Indonesia tidak menggantungkan pemerintah dalam upaya pencegahan ini. Maka dari itu saya akan menawarkan terobosan alternatif yang perlu dirutinkan selama pandemi berlangsung. Pertama, ikuti segala anjuran pemerintah, perlu adanya kesadaran dari diri masing-masing untuk mematuhi anjuran pemerintah, demi keselamatan kita semua.
Kedua, menerapkan sikap “Gotong Royong” dilingkungan sekitar kita. Filosofi gotong royong sudah kita ketahui sejak zaman dahulu, di mana gotong royong adalah sebuah proses bekerja sama. Maka dari itu, saya mengedepankan metode gotong royong karena merupakan bekal mumpuni dari masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Lebih spesifik lagi, gotong royong dalam hal penanganan Covid-19 berarti semua masyarakat Indonesia saling mengulurkan tangan untuk membantu masyarakat terdampak wabah, khususnya masyarakat desa yang relatif miskin. Kontribusinya pun bisa bermacam-macam, bisa dalam berbentuk uang, tenaga, bahkan pikiran. Yang terpenting kita sadar ada masyarakat lain yang perlu bantuan dan kita perlu membantunya demi keselamatan bersama. Faktanya memang sulit untuk menyadarkan masyarakat banyak untuk melakukan metode ini, tetapi saya yakin diluar sana pasti ada yang tergugah hatinya untuk menggerakkan metode ini khususnya pemuda penerus bangsa. Karena dengan gotong royong, kita saling menguatkan antar sesama, dan menumbuhkan sikap tegar serta optimis kepada masyarakat yang perlu bantuan. Karena kita tidak sendirian dalam menghadapi wabah ini.
Masyarakat Indonesia juga dapat berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Seperti dakwah daring oleh para pendakwah yang dapat diikuti banyak jama’ah tanpa menimbulkan kerumunan, lalu peran mahasiswa selain melakukan penggalangan dana juga bisa membuat diskusi daring mengenai virus corona, dikaji bersama kemudian membuat solusi sesuai kesepakatan dan bisa diterapkan di lingkungan masing-masing. Dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan sebagai usaha menimimalisir penyebaran virus corona. Pada intinya, semangat gotong royong semua lapisan masyarakat harus tetap digalakkan dan senantiasa kita terapkan.
Ketiga, saya menyarankan masyarakat Indonesia untuk tidak merasa panik secara berlebihan. Memang benar banyaknya informasi mengenai virus corona sangat memengaruhi kesehatan mental kita. Timbul rasa panik dan stress akibat bayang-bayang kehilangan orang sekitar kita karena mewabahnya virus ini. Virus corona memang wujudnya ada, tetapi kita perlu waspada dan jangan mudah terpengaruh oleh segala informasi baik bersumber dari media cetak maupun elektronik yang bersifat menakut-nakuti. Padahal mengikuti protokol seperti rutin cuci tangan, menggunakan masker bila bepergian atau di ruang publik, dan protokol lain sesuai anjuran Kemenkes telah mampu menjaga keselamatan diri kita. Tinggal kita terapkan dan diiringi dengan selalu berdoa.
Disamping itu, mengikuti perkembangan COVID-19 memang penting untuk kewaspadaan. Namun, terus-menerus terpapar informasi, entah itu informasi salah atau benar, telah membuat kita tertekan. Ada baiknya kita sejenak mengalihkan diri dari wabahnya virus corona. Bisa dilakukan dengan kegiatan positif seperti membaca buku, membersihkan lingkungan rumah ataupun beribadah agar otak kita tidak selalu berfokus pada wabah virus corona. Sugestikan pada diri kita bahwa kita mampu melewati pandemi ini bersama-sama.
Kesimpulan dari opini saya, ada tiga terobosan yang menurut saya memang sangat mumpuni untuk meminimalisir dampak mewabahnya COVID-19. Pertama, mengikuti segala anjuran pemerintah dengan sikap penuh tanggung jawab. Kedua, semangat gotong royong untuk menanggulangi penyebaran virus corona bisa dilakukan sesuai dengan bidang kita. Ketiga, tidak panik berlebihan. Virus corona memang nyata adanya, tetapi kita cukup waspada dan senantiasa berdoa agar keselamatan kita semua tetap terjaga. Semoga pandemi ini cepat berlalu. Aamiin. Stay safe, stay healthy and be productive in home. May Allah blessed us
Penulis :
Muhammad Ariq Ajaba, mahasiswa PPI angkatan 2019.
0 Comments:
Post a Comment