sumber foto: https://ibtimes.id/
Selama ini perempuan sering
dipandang sebelah mata oleh kaum patrial. Mereka menganggap perempuan jauh
lebih rendah daripada kaum laki-laki, dan ruang lingkup perempuan dibatasi.
Kentalnya ideologi kaum patrial yang menganggungkan patriakis, yaitu menempatkan
derajat laki-laki diatas derajat perempuan, sangat sulit dibedah. Namun,
seorang pahlawan perempuan dari kota ukir Jepara R.A Kartini hadir untuk
memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan mematahkan anggapan kaum patrial
bahwa perempuan tidak mampu berbuat apa- apa serta menjadikan perempuan
mendapatkan kebebasan kembali.
Perkembangan kemajuan jaman telah membuat kesenjangan gender
antara laki-laki dan perempuan memudar, citra kaum perempuan pun semakin
terlihat. Tidak dapat dipungkiri lagi kualitas perempuan, kemampuan, dan
kecakapannya dalam bidang pendidikan, seni, teknologi dan penunjang kehidupan
lainnya. Bahkan sudah banyak kaum matrial yang bekerja di bidang militer
sebagai Polisi
perempuan (Polwan) dan tentara perempuan (Kowad). Mereka
dapat membuktikan bahwa mereka sanggup untuk bersanding dengan kaum laki-laki.
Seperti halnya di dalam dunia
perpolitikan, sudah banyak perempuan yang menduduki kursi legislatif, mereka
ikut berpatisipasi dalam dunia perpolitikan Indonesia. Kiprah para perempuan di
pusaran politik sudah mulai meningkat setiap tahunnya, di mana pada tahun 2019 ada 3.194 perempuan
calon legislatif dari total 7.968 perempuan yang ikut aktif dalam proses
pemilihan umum. Dunia politik memang seharusnya juga diisi oleh perempan,
sebagaimana telah diatur dalam UU No. 02 tahun 2008, di mana partai politik diberi amanah
pemerintah untuk mengikutsertakan keterwakilan perempuan minimal 30 persen
dalam kepengurusan di tingkat pusat.
Keterlibatan kaum perempuan di
dunia politik dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan perempuan di Indonesia. Diikutsertaan kaum perempuan
dalam dunia perpolitikan menunjukan bentuk emansipasi perempuan yang kini sudah
tidak lagi memandang perbedaan status gender antara kaum patrial dan matrial. Banyak
kaum perempuan yang ingin terus memperjuangkan hak- hak perempuan melalui dunia
politik, mereka akan beradu argumen di
kursi legislatif agar suara perempuan di negeri ini tersampaikan.
Saatnya merubah pandangan
masyarakat dan pola pikir kaum patrial bahwa perempuan tidak hanya untuk
memasak di dapur, mengerjakan pekerjaan rumah, dan mengurus suami serta anak,
melainkan mereka mampu melakukan hal yang lebih luas lagi seperti menjadi perempuan
karir. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, budaya patriaki telah menjadi
budaya turun temurun dan beranggapan bahwa sudah kodratnya perempuan itu jauh
di bawah laki-laki dan harus berdiam diri di rumah. Sudah saatnya pemerintah memberikan tempat
lebih luas lagi bagi perempuan dan memberikan hak perempuan seperti halnya yang
diberikan oleh kaum patrial. Ada beberapa peran penting yang harus dilakukan
oleh pihak berwenang dalam meningkatkan partisipasi perempuan di dunia politik
yaitu dengan menambah kuota di setiap partai politik untuk kursi legislatif perempuan
dan untuk Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak harus ikut
berperan aktif membantu kaum perempuan untuk ikut terjun di dunia legislatif.
Di era digital ini, cepatnya
kemajuan teknologi membuat politisi perempuan yang berkiprah di dunia politik
seperti halnya politisi muda tanah air Tsamara Armany Alatas seorang politisi
dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI),
dengan berani menyuarakan pendapatnya tentang isu-isu politik di tanah air dan
membela komisi pemberantasan korupsi. Lalu ada juga generasi milenial lainnya
seperti Tina Toon artis cilik yang juga memperlihatkan citra kaum perempuan di
kursi legislasi dengan tujuan mulia untuk mewujudkan aspirasi kaum muda dan
membantu lebih banyak lagi dalam pembangunan bangsa dan negara. Mereka berjuang
dengan keras untuk bisa bersanding dengan para laki-laki, mengemban amanat yang
sangat mulia untuk kaum perempuan, dan membuktikan bahwa kaum perempuan dapat
terbang lebih tinggi lagi dari apa yang sudah dilakukan oleh kaum patrial.
Seperti halnya sudah banyak para pemimpin negara perempuan yang menjadi sorotan
dunia dengan kerja kerasnya menjadikan negara yang di pimpinnya menjadi lebih
baik.
Ibu Megawati Soekarno Putri adalah
bukti sejarah sebagai presiden perempuan
pertama di Indonesia, beliau mampu bersanding dengan para presiden lainnya,
ketegasan dan kelembutan yang dimilikinya tidak menggoyahkan semangatnya untuk
terus berkiprah di dunia perpolitikan mengikuti jejak sang ayah Ir.Soekarno
presiden pertama di Indonesia. Warisan terbesar ibu Megawati kepada kaum
perempuan di Indonesia adalah menghancurkan mitos bahwa perempuan tak boleh dan
tak layak menjadi pemimpin atau presiden.
Ibu megawati juga berkontribusi besar dalam mengembangkan ekonomi makro
yang ada di Indonesia. Sampai
sekarang citra ibu Megawati Soekarno Putri masih eksis di dunia politik, beliau
menjadi ketua umum partai PDI- Perjuangan.
Bagai
peribahasa "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" jejak ibu Megawati
Soekarno Putri juga di ikuti oleh putrinya Ibu Puan Maharani yang kini aktif di
dunia politk meneruskan tradisi politik keluarga dari Kakeknya yaitu Ir.
Soekarno dan sekarang menjadi ketua DPR- RI perempuan pertama dalam sejarah
perpolitikan di Republik Indonesia. Ibu puan maharani juga
pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia pada masa kabinet kerja (2014 - 2019). Ibu Puan Maharani
juga pernah menjadi komisi VI fraksi PDIP di DPR-RI yang mengawasi BUMN,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha kecil menengah, serta menjadi anggota badan
kelengkapan dewan BKSAP ( Badan Kerjasama Antar Parlemen).
Kiprah perempuan mulia lainnya di
dunia politik juga sudah dibuktikan oleh ibu Tri Rismaharini yang sekarang
menjabat sebagai walikota perempuan pertama di Surabaya. Keberanian dan
ketegasan yang dimiliki beliau mampu menjadikan beliau dianugerahi predikat
walikota terbaik nomer tiga di dunia karena mampu memberikan perubahan besar di
kota surabaya.
Kontributor:
Ulya Ulul Janah, mahasiswa PPI angkatan 2019.
0 Comments:
Post a Comment