Saat kita membaca koran, ada salah satu kolom yang memuat argumen-argumen seseorang mengenai masalah-masalah, atau isu-isu yang sedang update dibicarakan oleh banyak masyarakat. Tak lain itu adalah “Kolom Opini”. Nah, jika kita ingin membuat opini, ada baiknya kita memahami teori-teori tentang opini dahulu. Opini adalah tulisan yang bisa berisi ulasan, gagasan, kritik, terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat. Selain itu, opini adalah bentuk respon atau tanggapan dari seseorang mengenai persoalan yang sedang update di masyarakat.
Adapun opini menggunakan bahasa ilmiah yang populer, maksudnya bahasa ilmiah yang mudah dipahami masyarakat. Berbeda dengan karya ilmiah, yang notabene menggunakan bahasa ilmiah yang rumit, yang hanya dipahami oleh kalangan akademis saja. Saat seseorang beropini, pastinya ia beropini pada isu-isu yang bersifat aktual, nyata terjadi tidak direkayasa sama sekali. Karena isu-isu yang bersifat aktual lah yang biasanya dibahas oleh banyak masyarakat. Dan juga biasanya dijadikan bahan diskusi; saling berbagi pendapat.
Cara membuat opini
sangatlah mudah jika kita memang berniat betul membuatnya. Hal yang paling
utama saat kita membuat opini adalah kita harus mencari ide, mencari ide
tidaklah sulit, kita bisa mencari ide lewat membaca sumber media, bisa juga
mencarinya dari pengamatan langsung di lokasi objek yang akan dijadikan bahan
tulisan, sebelum kita menulis opini. Jadi kita harus menuangkan ide-ide dan
pikiran kita lalu kita kembangkan opini tersebut dan jangan lupa kita juga
harus menyelipkan data-data dari sumber-sumber data terpecaya. Supaya opini
tersebut ada referensinya yang mendukung dan supaya lebih lengkap, tidak hanya
berisi argumen-argumen saja.
Opini yang baik adalah opini terkait dengan isu politik. Mengapa demikian? Karena bangsa kita sejak dahulu memang suka membahas tentang isu politik. Berbagai dinamika politik mereka ikuti dan sesekali mereka luapkan emosinya ke opini tersebut. Begitupun juga di era globalisasi sekarang, masalah politik sering muncul di kolom opini.
Adapun poin paling penting dari opini adalah argument-argumen yang kita bangun. Tentunya, argument-argumen yang kita bangun harus logis, dapat diterima oleh akal pikiran, dapat dipertanggung jawabkan berarti tidak asal membuat argumen, serta argumen-argumen yang kita bangun harus disertai data-data dari sumber yang terpercaya supaya argumen kita menjadi kuat. Biasanya ketentuan penulisan opini yang dimuat dalam koran, kata-katanya sekitar 1000-3000 kata. Lalu di dalam argumen tidak menggunakan kata kiasan, yaitu kata-kata istilah. Argumen yang kita bangun harus to the point, tidak bertele-tele, jelas, dan lugas.
Untuk struktur opini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Introduction
Yaitu berisi
kalimat-kalimat pengantar tentang masalah yang akan dibahas. Biasanya bentuknya
berisi pemaparan-pemaparan umum dan berisi data-data dari sumber terpercaya
supaya kalimat tersebut terasa lengkap.
2. Body
Bagian body adalah
bagian terpenting dari opini. Karena bagian ini berisi argumen-argumen yang
akan kita sampaikan terhadap masalah yang sedang dibahas. Argumen-argumen kita
menjadi kuat apabila kita lengkapi dengan data-data dari sumber terpercaya.
Terkadang, penulis opini meluapkan emosi nya di bagian body ini, seolah-olah
perasaan mereka terhadap masalah tersebut terwakili oleh tulisan mereka.
3. Conclusion
Bagian
terakhir dari opini ialah conclusion atau kesimpulan. Kesimpulan opini bisa
berbentuk kritikan kepada pihak-pihak terkait, atau mungkin bisa berbentuk problem
solving atau solusi dari masalah-masalah yang sedang terjadi. Atau mungkin
juga bisa berbentuk sebuah terobosan-terobosan baru dari pemikiran penulis.
Kontributor
: Muhammad Ariq Ajaba, mahasiswa PPI angkatan 2020.
*Tulisan
yang dimuat ini adalah materi dari “Kelas Kepenulisan” yang masuk dalam agenda
RAKORWIL IV Jateng dan DIY di IAIN Kudus, pada (14-15/03/2020). Dengan pemateri
dosen PPI, Umi Qodarsasi, S.IP, MA., yang mengambil tema, “Melestarikan Tradisi
Literasi di Kalangan Mahasiswa”.
0 Comments:
Post a Comment